Oleh : SABAR DWI KOMARRUDIN1)
Abstrak
Bergesernya
dominasi spesies penggek batang pada tanaman tebu dari Chilo auricillius ke Chilo
saccharipaghus mengharuskan adanya penambahan musuh alami untuk
mengendalikan hama tersebut. Parasitoid ulat Cotesia flavipes pada penggerek batang tebu telah diintroduksikan
dari PG Jatitujuh ke Pusat Penelitian Gula, PT Perkebunan Nusantara X pada
Bulan Maret tahun 2017. Parasitoid ini dikembangbiakkan di Laboratorium Hayati,
Pusat Penelitian Gula PT. Perkebunan Nusantara X. Setelah tiga bulan pembiakan
di laboratorium, kokon dilepas ke kebun HGU PG Pesantren Baru, satu bulan
kemudian parasiotoid tersebut ditemukan memparasit hama penggerek batang tebu.
Uji efektivitas aplikasi C. flavipes
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan parasitoid
terhadap serangan hama penggerek batang. Penelitian dilakukan dengan Rancangan
Acak Lengkap dengan 3 perlakuan dengan 3 ulangan. Yaitu T1 (Aplikasi Pias Trichogramma sp. (50 lbr/ha) dan Pias Cotesia flavipes (8 lbr/ha), T2
(Aplikasi Pias Trichogramma sp. (50
lbr/ha), dan T3 Kontrol (Tanpa Aplikasi Parasitoid). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa serangan penggerek batang pada umur tebu 9 bulan paling
rendah pada perlakuan T1 yaitu 2,25% dan aplikasi Trichogramma spp ditambah Cotesia
flavipes dapat menurunkan serangan hama penggerek batang sebesar 3,06 %
Kata Kuci: Chilo
saccharipaghus, efektivitas, Cotesia
flavipes
1. PENGANTAR
Bergesernya
dominasi spesies penggek batang pada tanaman tebu dari Chilo auricillius ke Chilo
saccharipaghus mengharuskan adanya penambahan musuh alami untuk
mengendalikan hama tersebut. Parasitoid ulat Cotesia flavipes pada penggerek batang tebu telah diintroduksikan
dari PG Jatitujuh ke Pusat Penelitian Gula, PT Perkebunan Nusantara X pada
Bulan Maret tahun 2017. Parasitoid ini dikembangbiakkan di Laboratorium Hayati,
Pusat Penelitian Gula PT. Perkebunan Nusantara X. Setelah tiga bulan pembiakan
di laboratorium, kokon dilepas ke kebun HGU PG Pesantren Baru, satu bulan
kemudian parasiotoid tersebut ditemukan memparasit hama penggerek batang tebu.
Imago Cotesia flavipes berwarna hitam
sehingga bisa disebut sebagai parasitoid hitam. Kaki dan antenanya pendek dan
berwarna merah akan tetapi sebagian kaki belakangnya berwarna kecoklatan.
Seperti pada umumnya serangga, antena imago jantan lebih panjang dibandingkan
parasitoid betina. Tegulae, stigma dan vena sayap coklat kemerahan. Segmen
abdomen pertama melebar di belakang. Ovipositor pada parasitoid betina pendek.
Parasitoid betina dapat meletakkan telur hingga 20 butir dalam tubuh inang.
Imago parasitoid dapat hidup 5 sampai 7 hari (Pinheiro dkk, 2010 dalam
Budianto, 2013). Hasil penelitian menunjukkan bahwa C. sacchariphagus yang
terparasit C. flavipes hanya larva dengan ukuran besar (instar 5,
panjang> 1,5 cm). Larva dengan ukuran kecil maupun sedang tidak berhasil
diparasit oleh C. flavipes (Purnomo, 2006).
Dengan adanya parasitoid C. flavipes diharapkan serangan hama penggerek batang dapat
terkendali. Parasitoid
merupakan serangga yang penting dalam teknik pengendalian hayati, hal ini
dikarenakan dalam proses kehidupannya terdapat fase/tahapan dimana serangga
parasitoid tersebut hidup didalam tubuh inangnya. Serangga parasitoid dapat
memangsa telur, larva maupun serangga dewasa (imago).
Pengendalian
secara hayati mempunyai beberapa keuntungan diantaranya yaitu: 1). relatif aman
baik terhadap lingkungan maupun tidak menimbulkan keracunan terhadap manusia
dan binatang ternak, 2). tidak menyebabkan hama sasaran menjadi resisten, 3).
agen pengendali hayati bekerja secara selektif terhadap inangnya, dan 4). lebih
murah dan dapat digunakan dalam waktu yang relatif panjang (Jumar, 2000).
1. METODE
PENELITIAN
2.1
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Blok G28 Kebun
HGU PG Pesantren Baru, Plosoklaten,
Kediri, Jawa Timur pada bulan September 2017 sd bulan Mei 2018.
2.2
Metode Pelaksanaan Percobaan
Pias
Trichogramma spp dan Cotesia flavipes diperoleh dari pembiakan di Laboratorium
Hayati, Pusat Penelitan Gula, PTPN X. Penelitian dilakukan dengan Rancangan
Acak Lengkap dengan 3 perlakuan dengan 3 ulangan yaitu T1 (Aplikasi Pias Trichogramma spp. (50 lbr/ha) dan Pias Cotesia flavipes (8 lbr/ha), T2
(Aplikasi Pias Trichogramma spp. (50
lbr/ha), dan T3 Kontrol (Tanpa Aplikasi Parasitoid). Setiap perlakuan
menggunakan lahan seluas 1 Ha.
Aplikasi pias Trichogramma spp dilakukan pada tanaman
tebu umur 1 bulan diulang setiap minggu selama 8 minggu (1 lembar pias Trichogramma spp berisi +/- 2.000 ekor).
Setelah itu dilakukan aplikasi pias C.
flavipes setiap seminggu sekali selama dua minggu (1 lembar pias C. flavipes berisi +/- 50 ekor). Pias
ditempatkan pada permukaan sebelah bawah daun. Atas dan bawah pias diolesi
stempet pada kedua sisi helaian daun, guna melindungi telur dari semut atau
predator lainnya
Pengamatan
serangan Hama Penggerek Batang dilakukan pada umur tebu 3, 6, dan 9 bulan. Data
yang diperoleh diuji menggunakan analisis ragam (ANOVA). Apabila analisis ragam
menunjukkan pengaruh nyata pada perlakuan, maka dilakukan uji lanjut dengan uji
Duncan pada taraf nyata 5%, yaitu hasil pengamatan dibandingkan dengan hasil
pengamatan pada perlakuan standar/kontrol.
1. HASIL
DAN PEMBAHASAN
3.1
Pembiakan Cotesia flavipes
Starter C. flavipes diperoleh dari PG Jatitujuh,
Majalengka, Jawa Barat. Imago diinokulasikan pada larva Chillo Saccariphagus
yang diperoleh dari lahan. Larva kemudian dipelihara selama +/- 10 hari
menggunakan media sogolan tebu di dalam botol plastik. Media sogolan diganti
tiap 2 hari sekali. Larva C.
Saccariphagus yang terparasit C.
flavipes akan mengalani kematian ketika larva C. flavipes mulai tumbuh
besar dan kemudian akan terbentuk Kokon. Kokon inilah yang dibuat pias dan
diaplikasikan di kebun. Starter dipilih dari kokon yang mempunyai jumlah imago
terbanyak, hanya imago betina yang bisa diinokulasikan ke larva C. Saccariphagus.
3.2
Serangan Hama Penggerek Batang
Dari hasil
pengamatan serangan hama penggerek batang umur 3, 6, dan 9 bulan terlihat bahwa
serangan hama penggerek batang tertinggi pada perlakuan kontrol dimana tidak
ada aplikasi parasitoid di kebun, serangan penggerek batang pada umur 9 diatas
ambang ekonomi (<5 batang="" di="" hama="" hanya="" i="" ini="" menggunakan="" parasitoid="" pengendalian="" penggerek="" ptpn="" selama="" x="">Trichogramma
spp.5>
dapat menurunkan serangan sebesar 1,41 %, dengan adanya penambahan
parasitoid C. flavipes dapat menurunkan serangan sebesar 3,06%
(Tabel 1).
4. KESIMPULAN
DAN SARAN
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa:
1. Serangan
penggerek batang pada umur tebu 9 bulan paling rendah pada perlakuan T1 yaitu
2,25%.
2. 2 Aplikasi
Trichogramma spp ditambah Cotesia flavipes dapat menurunkan serangan hama
penggerek batang sebesar 3,06 %.
5. DAFTAR
PUSTAKA
Budianto. 2013. Uji Daya
Parasitoid Cotesia flavipes Cam. (Hymenoptera: Braconidae) Pada Larva Chilo
sacchariphagus Boj. (Lepidoptera: Crambidae) dan Chilo auricilius Dudg.
(Lepidoptera: Crambidae) Di Laboratorium
Jumar. 2000. Entomologi Pertanian.
Rineka Cipta. Jakarta.
Purnomo. 2006. Parasitasi
dan Kapasitas Reproduksi Cotesia flavipes Cameron (Hymenoptera:
Braconidae) pada Inang dan Instar yang Berbeda di Laboratorium. J.
Hama dan Penyakit Tumbuhan Tropika
Sosromarsono. 2002. Peran
Parasitoid Dalam Pengendalian Hama Terpadu. Makalah Pelatihan Identifikasi
Parasitoid Secara Morfologi dan Molekular, PKPHT-HPT, IPB Bogor