Hama
merupakan salah satu faktor kendala dalam budidaya tebu. Salah satu hama
penting pada pertanaman tebu di lahan tegalan (kering) adalah uret. Uret
merupakan hama endemik di HGU Jengkol, PG Pesantren Baru dan HGU Sumber Lumbu,
PG Ngadiredjo dimana pada masa giling tahun 2012 ini menjadi salah satu faktor yang
menurunkan produktivitas. Menurut Etik M. Achadian, peneliti Kelti Proteksi Tanaman
P3GI Pasuruan, sebagian besar jenis uret yang menyerang tanaman tebu adalah Lepidiota stigma dan Euchlora viridis. Namun, jenis uret yang
paling banyak menimbulkan kerugian pada pertanaman tebu di Jawa khususnya di wilayah
PTPN X adalah Lepidiota stigma.
Penyampaian
materi pengendalian terpadu hama uret
Sebagai
upaya untuk mengendalikan populasi hama uret dan meningkatkan pengetahuan
petugas tanaman mengenai pengendaliannya, maka dilaksanakan Pelatihan Pengendalian
Terpadu Hama Uret Pada Tanaman Tebu pada tanggal 12-13 Desember 2012 di HGU
Sumber Lumbu, PG Ngadiredjo. Pelatihan ini diselenggarakan oleh Penelitian Gula
Jengkol bekerjasama dengan P3GI Pasuruan dan BSES Australia yang didanai oleh ACIAR
Project Hort 2006/147. Pelatihan diikuti oleh kurang lebih 50 peserta yang
terdiri dari perwakilan SKW dan RC QC On Farm seluruh Pabrik Gula se-PTPN X
serta Unit Pengembangan Tuban Bojonegoro, koordinator HGU Jengkol dan HGU
Sumber Lumbu, serta Penelitian Gula Jengkol.
Light
trap imago uret
Pengendalian
uret secara mekanis meliputi pengumpulan larva atau uret secara manual pada
saat pengolahan tanah (bajak dan air), pengendalian imago secara mekanis
menggunakan light trap. Pengendalian
secara kultur teknis meliputi pengaturan masa tanam tebu, pengolahan tanah
secara intensif, pergiliran tanaman, serta penggunaan tanaman perangkap. Sedangkan
pengendalian secara biologis menggunakan parasitoid dan predator, namun yang
paling banyak dilakukan adalah penggunaan jamur entomopathogen Metarhizium anisopliae dan Beauveria sp. Pengendalian secara kimia dapat
dilakukan dengan penggunaan insektisida berbahan aktif carbofuran seperti
Furadan 3G, Indofuran 3G, dan Petrofur 3G, maupun Diazinon 10G.
Praktek lapang aplikasi
insektisida semprot
Granuler
jamur entomopathogenik Metarhizium
anisopliae
Setelah
materi kelas, pelatihan dilanjutkan dengan praktek lapang light trap pada sore harinya, yang bertujuan untuk mengendalikan
dan memonitor hama uret dengan cara menangkap imago yang terkena jebakan
cahaya. Awal musim hujan
(Oktober-Desember) merupakan saat dimana fase imago uret melakukan
penerbangan untuk mencari pasangan (kawin) dan makan. Waktu pelaksanaan light trap yang paling tepat dilakukan
pada pukul 18.00-19.00 WIB.
Pada
hari kedua pelatihan dilakukan praktek lapang aplikasi insektisida dengan cara semprot
dan injeksi serta aplikasi jamur entomopathogen Metarhizium anisopliae produksi P3GI Pasuruan. Aplikasi insektisida
dengan cara disemprot dilakukan bersamaan tanam, sedangkan cara injeksi
dilakukan pada tanaman tebu yang sudah tumbuh (± umur 2 bulan) maupun pada
tanaman ratoon. Setelah praktek lapang, dilanjutkan pembuatan Standar Operasional
Prosedur (SOP) Pengendalian Terpadu Hama Uret untuk seluruh wilayah kerja PTPN
X. Diharapkan setelah mengikuti pelatihan ini, para peserta dapat
mengaplikasikan ilmu yang didapat serta menularkannya kepada petugas lain dan
para petani khususnya, sehingga populasi hama uret dapat ditekan yang akhirnya
akan berdampak pada pengamanan produktivitas. (Shadan)