Oleh : Totok
Dibalik
manisnya gula,ada sebuah perjuangan. Dimana perjuangan itu ialah upaya
mengoptimalkan pertumbuhan tanaman tebu yang menghasilkan gula, tumbuh bagus
dengan produksi tinggi.Peran serta penelitian sangat dibutuhkan dalam rangka
peningkatan kualitas tanah terhadap pertumbuhan tanaman tebu.
Laboratorium
penguji tanah
dan pupuk
merupakan sebuah instansi yang telah terakreditasi nasional,
dibawah naungan
bidang penelitian kantor direksi surabaya yang dimiliki oleh PTPN X, laboratorium
tanah dan pupuk juga membantu para
unit Pabrik Gula lingkup PTPN X. Disisi lain laboratorium tanah juga merupakan sebuah
unit usaha yang bergerak di bidang jasa analisis umum, tentunya disisi lain dengan
pencapaian laba sebagai orientasi utama.
Didalam era globalisasi, yang pada hakekatnya adalah
masa persaingan global secara nasional dan internasional. Teknologi semakin
berkembang tantangan global telah
dimulai. Tuntutan produktivitas yang semakin tinggi,sedangkan kondisi tanah
semakin lama mengalami penurunan unsur hara, ini merupakan tantangan tersendiri
bagi PTPN X, untuk mewujudkan tujuan bersma perusahaan dalam
menghadapi globalisasi.
Sayangnya
keadaan tanah sebagai
media pertumbuhan tebu saat ini mengalami kemerosotan unsur organik. bagaimana
bisa ketika impian Swasembada gula tercapai,tapi keadaan tanah yang membawa
pertumbuhan tanaman tebu miskin akan unsur hara ?. Artinya bahwa,ketika unsur
hara organik pada tanah tinggi,maka tanaman pun akan tumbuh secara optimal. Dan
berdampak pada Produktivitas yang maximum.
Tanah adalah media bagi tanaman penghasil gula
tersebut, sayangnya saat ini tanah terjadi penurunan dalam unsur
Organik,padahal tanpa bahan organik tanaman dalam petumbuhannya kurang masimal. Kandungan bahan
organik di kebanyakan tanah saat ini
terdapat indikasi semakin merosot.
Sekitar 80 % lahan kandungan C organik tanahnya kurang dari 1 %, pada
lahan-lahan kering. Kandungan C organik
kurang dari 1 % menyebabkan tanah tidak mampu menyediakan unsur hara yang
cukup, disamping itu unsur hara yang diberikan melalui pupuk tidak mampu
dipegang oleh komponen tanah sehingga mudah tercuci, kapasitas tukar kation
menurun, agregasi tanah melemah, unsur hara mikro mudah tercuci dan daya
mengikat air menurun1(1).
Pada tanah dengan kandungan C
organik rendah menyebabkan kebutuhan pemupukan nitrogen makin meningkat dengan
efisiensi yang merosot, akibat tingginya tingkat pencucian. hal tersebut merupakan tantangan yang harus
dijawab oleh PTPN X beserta semua lingkup Pusat penelitian dan Pabrik Gula.
kekurangan suatu
unsur pada media tumbuh tanaman dapat mengganggu pertumbuhan melalui :
kompetisi dengan unsur esensial lain dalam penyerapan, menonaktifkan enzim,
mengantikan unsur-unsur esensial dari tempat berfungsinya atau mengubah
struktur air. Oleh karena itu agar
tanaman toleran terhadap kelebihan NaCl
pada media tumbuhnya, harus mengurangi absorbsi ion Na dan atau ion Cl oleh
akar atau mempunyai berbagai cara menetralkan (buffer) pengaruh NaCl
dilingkungan perakaran atau setelah diserap tanaman(2).
Bahan organik seperti limbah
tanaman, pupuk hijau, limbah sisa penggilingan tebu/blotong, dan tetes, dalam
sistem tanah-tanaman dapat memperbaiki struktur tanah dan membantu perkembangan
mokroorganisme tanah. Kondisi ini sebagai awal mula proses transformasi N
secara biologis dalam tanah dan, menghasilkan konversi bentuk N organik menjadi bentuk an organik yang
tersedia bagi tanaman.
Hal tersebut telah dilakukan
denga percobaan yang telah dilakukan oleh tim Laboratorium Puslit Gula jengkol, 1.Blotong + Abu 100 ton/ha ( 3:1 ) +Bio N
400 lt/ha + 100% Anorganik. 2. Kompos 10 ton/ha + 100 % Anorganik 3. Kompos 38 ton/ha dengan Mekanisasi. 4. Kompos 38 ton/ha dengan TaburAl hasil, dilihat
dari jumlah batang pada umur 6 bulan,perlakuan pertama mempunyai nilai yang
tinggi dibanding perlakuan 2, 3, dan ke 4.yaitu rata-rata jumlah batabg 160, dengan tinggi batang rata-rata 212 Cm dengan
diameter 312(3).
Dengan demikian, pemberian Blotong + Abu 100 ton/ha ( 3:1 ) +Bio N
400 lt/ha + 100% Anorganik, lebih
unggul di banding pada perlakuan
yang lain, berdasarkan percobaan yang dilakukan, serapan nitrogen dan aktivitas
nitrat reduktse blotong Efisiensi serapan nitrogen pupuk organik lebih tinggi dibanding
perlakuan yang lain.
Penggunanan pupuk organik tingkat bahan
C-organik tanah yang tinggi
pada tanah dapat diharapkan memperbaiki kondisi fisik, kimia dan biologi tanah
sehingga dapat mendukung keberhasilan pertumbuhan tanaman tebu dengan maximal.
Akankah usaha untuk memperkaya hara dalam tanah
akan menjadi wacana utama dalam perkembangan serta produktivitas gula ? Atau masih membiarkan
tanah yang seyogyanya semakin lama semakin menurun unsur haranya ?
Tuntutan akan peningkatan Produktifitas
gula semakin tinggi,seraya mengepakkan sayapnya, Laboratorium tanah sebagai
salah satu bidang pusat penelitian gula jengkol akan siap menghadapi segala
tantangan, dan membantu semua Pabrik gula, guna memperkaya unsurhara pada
tanah, hingga mencapai produktivitas maksimum.
Daftar Pustaka :
[1] . Haryadi,
S. S. dan S. Yahya. 1988. Fisiologi Stres Lingkungan. PAU-IPB, Bogor.
2
. Aphani, 2001. Kembali ke Pupuk
Organik. Kanwil Deptan Sumsel. Sinartani. No. 2880.
3
.Dikutip dari data percobaan Blotong, Abu + Bio-N10. Di PG Penelitian Gula
Jengkol.MT 2012/2013