Oleh : Sayidatul Ahmad
“Sumber Manisnya
Kehidupan”, adalah ungkapan yang tidak berlebihan untuk menggambarkan
keistimewaan dari tanaman tebu. Kandungan glukosa dalam batang tebu yang sangat
tinggi dibandingkan dengan tanaman lain, menjadikan tanaman yang termasuk dalam jenis rumput –
rumputan ini sebagai bahan utama
pembuatan gula.
Seiring berjalannya waktu, teknologi yang di terapkan guna
memaksimalkan produktifitas tebupun kian berkembang. Salah satunya adalah teknologi
pembibitan berupa bud chips.
Bud chips adalah teknologi pembibitan tebu yang dilakukan dengan cara
mengebor secara melingkar di sekitar mata tunas dengan mengikut sertakan sebagian titik
tumbuh akar. Teknologi yang di adopsi dari kolumbia ini mulai di gunakan di
PTPN X sejak tahun 2011 lalu, dan sejak saat itu bud chips terus dikembangkan diseluruh pabrik gula ( PG ) yang ada
di bawah naungan PTPN X.(1)
Kelebihan
bud chips yang
dapat memberikan jumlah anakan lebih banyak yang mampu bertahan hidup sampai
fase generatif, di sinyalir merupakan penyebab bud chips begitu cepat diterima
di Indonesia. bukan hanya PTPN X saja, namun para petani tebu dan industri -
industri gula yang lainnyapun saat ini juga sudah banyak yang turut
mengaplikasikan teknologi ini untuk pembibitan tebu mereka, bahkan sebagian
dari mereka ada yang dengan sengaja memproduksi bud
chips dengan skala besar
untuk di perjual belikan.
Setiap harinya ribuan bud
chips diproduksi oleh PG – PG PTPN X, proses produksi ini menyisakan daun tebu kering dan batang tebu muda bekas
pengeboran. Sisa - sisa inilah yang masih jarang dimanfaatkan dan cenderung dibuang karena dianggap sebagai
limbah. Tetapi apakah benar bahwa yang dibuang itu adalah limbah? tunggu dulu,
kita lihat dulu definisi dari limbah sebelum kita memutuskan apakah itu benar -
benar limbah atau justru malah harta yang di buang?
Jika didefinisikan secara sederhana, limbah adalah suatu obyek lain yang
di hasilkan dari suatu proses produksi yang biasanya dibuang karena dianggap
tidak mempunyai nilai ekonomis lagi,(2) lalu apakah daun dan batang sisa pengeboran bud chips itu benar - benar sudah tidak bisa
dimanfaatkan lagi?
Daun dan batang tebu yang dianggap sebagai limbah bud
chips sebenarnya memiliki nilai manfaat yang cukup banyak. Dengan
sedikit sentuhan teknologi,
sebenarnya kita mampu memanfaatkan daun dan batang tebu yang disisakan oleh bud chisps
tersebut, sehingga menjadi sesuatu yang berharga dan berguna. Diantara
manfaat yang dapat di peroleh adalah sesuatu
yang sangat sederhana namun sangat berguna yaitu pupuk organik. Pembuatan pupuk organik dari daun dan batang tebu cukup mudah, yaitu pertama, daun dan
batang tebu dipisahkan, batang tebu kemudian diperas, dikeluarkan airnya dan
disisakan ampas tebunya, tujuannya agar kandungan air tidak berlebihan,
kemudian ampas tebu beserta daun kering tersebut dicacah dengan menggunakan
alat kusuh sampai membentuk potongan – potongan kecil, hasil potongan tersebut
kemudian dicampur dengan fermentan Bio N10 dan kotoran ternak secara merata. Setelah itu,
hasil campuran tersebut ditutup rapat dengan menggunakan terpal atau bahan
plastik lainnya, kemudian dibiarkan selama 3 – 4 minggu. Hasil dari fermentasian
tersebut dapat diberikan kepada tanaman tebu sebagai pupuk organik,(3) Cukup mudah dan ekonomis
bukan???
Selain dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik, pemanfaatan lain
yang juga tidak kalah sederhana dari daun dan batang tebu yang disisakan oleh bud chips
yaitu pakan ternak fermentasi. Untuk
membuat pakan ternak fermentasi sebanyak 10 kg, bahan - bahan yang dibutuhkan adalah 10 kg daun kering ( daun tebu / daduk ), 2 kg
bekatul, 2,5 kg tepung gaplek, 5 sendok makan tetes tebu, 10 garam, 6 liter air
dan 3 sendok suplemen organik cair
(SOC). Bahan – bahan tersebut kemudian ditambahkan batang tebu yang sudah
dihilangkan airnya (sisa bud chips)
secukupnya, hasil dari campuran tersebut kemudian didiamkan selama ± 2 jam,
kemudian setelah itu dimasukkan ke dalam bak fermentasi dan ditutup rapat.
Tunggu minimal 2 x 24 jam, pakan ternak siap disajikan untuk 3 ekor kambing
selama 2 minggu.(4) Cukup sederhana namun memiliki nilai ekonomis yang cukup baik.
Kalau seperti ini masihkah kita menganggap bahwa daun dan batang
sisa bud chips itu sebagai limbah?.
Teknologi - teknologi diatas memang nampak sederhana, namun sebenarnya
ini merupakan salah satu peluang yang cukup baik dalam upaya menghasilkan produk
tebu non-gula yang lain selain bioetanol dan kompos Bio N10, sehingga selain
dapat mengurangi limbah juga dapat menjadi income
tambahan.
Masih ada fakta lain yang cukup membuat kita berfikir ulang untuk tidak menyia – nyiakan
daun dan batang tebu yang disisakan oleh bud
chips. Seperti yang pernah dilangsir oleh Kompasian.com, dalam salah satu
tulisannya mengatakan bahwa saat ini Cina memiliki tenaga listrik daun tebu. Stasiun
pembangkit listrik yang memiliki
kapasitas tahunan sebesar 180 juta kWh dan mampu menghemat emisi
100.000 ton karbon dioksida, 600 ton sulfur dioksida dan 400 ton debu jika
dibandingkan dengan pembangkit listrik berbahan bakar batu bara dengan
efisiensi yang sama,
dimana pembangkit tersebut membutuhkan 200.000 ton per tahun dari limbah
pertanian termasuk daun tebu dan kulit pohon untuk membangkitkan listrik dalam
setahun. Dalam webset tersebut juga ditulis tentang produksi tebu di Indonesia yang
diperkirakan mencapai 33 juta ton per
tahun, dari situ dapat dihasilkan limbah sebesar 6,3 juta ton berat kering yang
berupa daun tebu dan trash, itu berarti Indonesia berpotensi menghasilkan
listrik sebesar 5 juta Mwh per tahun dengan bahan bakar limbah tanaman tebu.(5)
Cukup hebat bukan manfaat dari daun dan batang tebu
yang disisahkan oleh bud chips?
jika demikian, yang sudah kita sia – siakan selama ini Harta Atau Limbah Bud Chips?
Teknologi pemanfaatan limbah tebu seperti
diatas sebenarnya bukanlah hal baru, hal serupa tapi dengan bahan baku yang
berbeda sudah dilakukan oleh PTPN X, melalui program cogeneration yaitu menghasilkan listrik dari ampas tebu yang
dilakukan sejak tahun lalu di PG Ngadirejo, Kediri.(6) Jika kita sudah mampu
mengubah ampas tebu menjadi energi berupa listrik, kenapa kita tidak melakukan
hal serupa dengan menggunakan daun kering dan batang muda sisa bud chips yang jumlahnya sangat melimpah
disekitar kita?.
DAFTAR PUSTAKA :
DAFTAR PUSTAKA :
1. Budiarto,
21 Februari 2013, Mendulang Gula Dengan Bud Chips, diunduh dari http://pusatpenelitiangula.blogspot.com/2013/02/bud-chips-mendulang-gula-menggapai_20.html, diunduh tanggal 23 Februari 2013
2. Tim Teknis Pembangunan Sanitasi:
BAPPENAS, Departemen Pekerjaan Umum, Departemen Dalam Negeri, Departemen
Kesehatan, Departemen Perindustrian, Departemen Keuangan, dan Kementrian Negara
Lingkungan Hidup,
2008, Limbah, diunduh dari http://id.wikipedia.org/wiki/Limbah,
diunduh tanggal 23 Februari 2013
3. Anonym, 2011, Pelatihan Pupuk Organik di Kabupaten Jepara, diunduh dari
http://mesin-murah.com/index.php/berita/71-pelatihan-pupuk-organik,
diunduh tanggal 23 Februari 2013.
4.
Ton
Martono, 18 Maret 2012, Ton Marono Sulap Sampah Daun
Jadi Pakan Ternak, diunduh dari http://karangrejek.net/?p=701,
diunduh tanggal 23 Februari 2013
5.
Hasan
Muhammad. 23 Juli 2010, China Memiliki
Pembangkit Listrik Tenaga Daun Tebu, diunduh dari http://green.kompasiana.com/limbah/2010/07/23/china-memiliki-pembangkit-listrik-tenaga-daun-tebu/,
diunduh tanggal 23 Februari 2013.
6.
Subiyono,
19 Februari 2013, Seriusi Produk Tebu Non-Gula, Jawa Pos disi Selasa, 19 Februari
2013.