Pages

Friday 9 February 2018

Review Peranan Sulfur Untuk Peningkatan Produktivitas Hablur Gula Pada Tanaman Tebu Oleh Tim Puslit Gula


         Dalam ilmu kesuburan tanah dikenal ada tiga tipe unsur hara berdasarkan kebutuhan tanaman yaitu:  Unsur hara esensial/pokok (N, P, K), Unsur Hara sekunder (S, Ca, Mg, Si), dan Unsur Hara Mikro (Fe, Mn, B, Cu, Zn, Mo, Cl).

Menurut hukum minimum liebig:  “produksi suatu tanaman sangat dipengaruhi oleh factor yang paling terbatas/minimum”, sehingga unsur yang paling kecil juga bisa sangat menentukan dalam pencapaian produksi, yang digambarkan oleh liebig seperti bejana dimana dimasing-masing sisi bejana merupakan gambaran dari kumpulan unsur hara dan factor lingkungan.



Sulfur termasuk dalam unsur hara non esensial, dimana merupakan salah satu dari 16 unsur hara yang dibutuhkan setelah Nitrogen, Posfat dan Kalium, sehingga sulfur juga berpengaruh pada hasil tanaman dan kualitas tanaman, beberapa literasi menyebutkan bahwa sulfur memiliki beberapa kegunaan, seperti berikut:


1    1. Pembentukan tunas dan klorofil
2    2. Pembentukan bintil akar
3    3. Meningkatkan kekebalan tanaman terhadap pathogen
4    4. Berfungsi pada pembentukan asam amino esensial
5    5. Membuat pupuk P menjadi tersedia (sulfur mencegah Fe dan Al mengikat P)
6    6. Pada tanaman tertentu sulfur memperbaiki rasa/aroma, warna  dan kelenturan pada daun tembakau

Sedangkan kekurangan unsur sulfur menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi terhambat, kerdil, kurus, batang pendek, biasanya kekurangan unsur sulfur ditandai dengan munculnya warna kekuningan pada daun.

Gambar 2 Gejala Defisiensi Sulfur Pada Tanaman


Lalu bagaimana pengaruh sulfur pada tebu?

Belum banyak literasi yang menyebutkan kebutuhan sulfur untuk tanaman tebu, Di Mauritius disebutkan kebutuhan sulfur untuk tebu sebesar kebutuhan tebu akan unsur hara Mn sebesar 15-25 Kg per ha dan ada juga yang menyatakan kebutuhan sulfur sebanding dengan kebutuhan Posfat, sulfur dikatakan cukup bila pada analisa daun angka sulfur berkisar pada 0,2-0,5 %(Ahmed hamid, AM et all, 2014) sedangkan menurut Mcray J Mabry et all. 2014, angka optimum sulfur pada daun berkisar pada angka 0,13-0,18.

Menurut Ali 1986 dan humbert 1968 et Ahmed hamid, AM et all, 2014 bahwa pada 100 ton tebu yang dipanen terdapat 47,6 Kg S04, sehingga Sulfur diduga menjadi unsur hara yang saat ini jumlahnya terus menurun hal ini disebabkan jumlah S yang terangkut bersamaan dengan panen, tidak pernah digantikan dengan penambahan pupuk sulfur pada rekomendasi pemupukan yang hanya mementingkan unsur N, P dan K tanpa mempertimbangkan unsur hara yang lain, terutama pada kebun-kebun yang hanya menggunakan pupuk NPK dan urea saja,

Namun di Indonesia pemenuhan kebutuhan sulfur dibeberapa kebun dipenuhi dari penggunaan pupuk SP36 dimana kandungan sulfurnya 5% (2-3 Ku SP36/ha mengandung 10-15 Kg Sulfur) dan ZA dimana kandungan sulfurnya 24% (4 Ku ZA/ha mengandung 84 kg sulfur) sehingga sebenarnya kebutuhan sulfur masih bisa dipenuhi dan bahkan berlebih

Selain itu Sulfur juga dapat diperoleh secara alami dari penguraian hewan yang mati oleh mikroorganisme , hasil pembakaran pabrik  yang membawa sulfur ke atmosfer dan kembali ke tanah melalui hujan 


Gambar 3. Siklus Sulfur

Hal ini dijelaskan pada gambar 3. Proses rantai makanan disebut-sebut sebagai proses perpindahan sulfat, yang selanjutnya ketika semua mahluk hidup mati dan nanti akan diuraikan oleh komponen organiknya yakni bakteri. Beberapa bakteri yang terlibat dalam proses daur belerang (sulfur) adalah Desulfibrio dan Desulfomaculum yang nantinya akan berperan mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam bentuk (H2S) atau hidrogen sulfida. Sulfida sendiri nantinya akan dimanfaatkan oleh bakteri Fotoautotrof anaerob seperti halnya Chromatium dan melepaskan sulfur serta oksigen. Bakteri kemolitotrof seperti halnya Thiobacillus yang akhirnya akan mengoksidasi menjadi bentuk sulfat.

Sulfur dalam daun diserap oleh tanaman dalam bentuk ion SO2 sedangkan dalam  dalam tanah diserap oleh tanaman  dalam bentuk ion SO4 sehingga berpotensi menurunkan pH tanah yang bisa mengakibatkan kerusakan/keracunan pada tanaman dan membunuh mikroorganisme tanah, sehingga disarankan penggunaan pupuk sulfur hanya pada kondisi tanah dengan pH normal maupun basa. pH dibawah 5,5 menyebabkan ketersediaan unsur P, K, Cad an Mo semakin menurun, sedangakan pH diatas 7,5 menyebabkan ketersediaan Mn dan Fe semakin menurun.

Sulfur dalam tanaman dapat menekan kelebihan nitrat sehingga akibat negative pemupukan nitrat yang berlebih/tinggi dapat dicegah, itulah sebabnya kenapa penggunaan pupuk  ZA lebih disarankan dibanding dengan urea karena kandungan S dalam pupuk yang secara nyata membuat penggunaan pupuk ZA dianggap tidak mempengaruhi rendemen berbeda dengan Urea yang bisa mempengaruhi rendemen

Pada beberapa penelitian didapatkan penggunaan pupuk sulfur tidak memberikan efek nyata pada peningkatan rendemen, diantaranya penelitian di cina dan Sudan, menurut Lifang H et all, 2001 penambahaan sulfur sebanyak 60 Kg/ha tidak ada beda nyata memberi pengaruh pada peningkatan hasil produksi, hal yang sama juga disampaikan oleh Ahmed hamid, AM et all, 2014 bahwa penggunaan sulfur pada dosis 0 Kg, 28 Kg, 57 Kg, 86 kg, dan 114 Kg  per Ha secara nyata sulfur memberikan pengaruh positif pada produksi tebu namun pada hasil gula sebaliknya penambahan sulfur produksi gula per ha lebih rendah dibanding control dan yang menarik pada angka brix % tebu perlakuan lebih tinggi dan berbeda nyata dibanding control namun tidak berbeda nyata pada pol % tebu


Kesimpulan
1      

Referensi
Ahmed hamid , AM dan Dagash YM, 2014, Effect Of Sulfur On SugarCane Yield And Quality at the heavy Clay Soil vertisol of Sudan, Universal Journal of Applied Science 2(3): 68-71
Lifang H, Fan S, Libo F,and Zongsheng Z, 2001, Effects of Phosphorus, Potassium, Sulfur, and Magnesium on SugarCane Yield and Quality in Yunnan, Better Crop International Vol 15 no 1
Mcaray J Mabry, Rice R, Ezenwa Ike V, Alang T, Baucum L, 2014, Sugarcane Plant Nutrient Diagnosis, University of Florida, SS-AGR-128
-----------, 2010, Sugarcane Agronomy course modul (Fertillizer and fertilization), Mauritius
‘* beberapa diambil dari searching di web google